20:12
0
Rangkuman mata pelajaran TIK, SMA kelas 2 kurikulum 2013


Bab 3 MENENTUKAN ARSITEKTUR BASIS DATA

A. Implikasi yang Bersifat Arsitektur terhadap Backup dan Recovery Diidentifikasi

Implikasi yang bersifat arsitektur terhdap backup dan recovery dapat diidentifikasi dengan melakukan peninjauan ulang terhadap arsitektur basis dat yang akan terlihat dari beberapa hal berikut.
1. Kecepatan dan Kemudahan (Speed)
Basis Data memungkinkan kita untuk dapat menyimpan data atau melakukan perubahan/manipulasi terhadap data atau menampilkan kembali data tersebut dengan lebih cepat dan mudah, daripada kita menyimpan data secara manual (non elektronis) atau secra elektronis (tetapi tidak dalam bentuk penerapan basisi data, misalnya dalam bentuk spreadsheet atau dokumen teks biasa.

2. Efisiensi Ruang Penyimpanan (Space)
Karena keterkaitan yang erat anatar kelompok data dalam sebuah basis data maka redundansi (pengulangan) data pasti akan selalu ada. Banyaknya redundasi ini tentu akan memperbesar ruang penyimpanan( baik dimemori utama maupun memori sekunder) yang harus disediakan. Dengan basis data, efisiensi/optimalisasi penggunaan ruang penyimpanan dapat dilakukan. Selain itu, kita dapat melakukan penekanan jumalah redundasi data, baik dengan menerapkan sejulah pengkodean atau dengan membuat relasi-relasi (dalam bentuk file) antar kelompok data yang saling berhubungan.

3. Keakuratan (Accuracy)
Pemanfaatan pengkodean atau pembentukan relasi atnat data bersama dengan penerapan aturan/batasan (constraint) tipe data, domain kata, keunikan data, dan sebagainya yang secara ketat dapat diterapkan dalam sebuah basis data sangat berguna untuk menekan ketidakakuratan pemasukan/penyimpanan data.

4. Ketersediaan  ( Availability)
Pertumbuhan data ( baik dari sisi jumlah maupun jenisnya) sejalan dengan waktu akan semakin membutuhkan ruang penyimpanan yang besar. Padahal tidak semua data itu selalu kita gunakan/butuhkan. Karena itu kita dapat memilah adanya data utama/master/referensi, data transaksi, data histroy hingga data kadaluwarsa. Data yang sudah jarang atau bahkan tidak pernah lagi kita gunakan dapat kita atur untuk dilepaskan dari sistem basis data yang sedang aktif (menjadi Off-line) baik dengan cara penghapusan atau dengan memindahkannya ke media penyimpanan off-line ( seperti (removable disk atau tape). Disisi lain,karena kepentingan pemakaian data, sebuah basis data dapat memiliki data yang disebar dibanyak lokasi geografis. Data nasabah sebuah bank misalnya, dipisah-pisah dan disimpan dilokasi yang sesuai deng an keberadaan nasabah. Dengan pemanfaatan teknologi jaringan komputer, data yang berada disuatu lokasi/cabang dapat juga diakses (menjadi tersedia/available) bagi lokasi/cabang lain.

5.       Kelengkapan ( completeness)
Lengkap atau tidaknya data yang kita kelola dalam sebuah basis data bersifat relatif ( baik terhadap kebutuhan pemakai maupun terhadap waktu). Bila seorang pemakai sudah menganggap bahwa data yang dipelihara sudah lengkap maka pemakai yang lain belum tentu berpendapat sama. Atau, yang sekarang dianggap sudah lengkap, belum tentu dimasa yang akan datang juga demikian. Dalam sebuah basis data, disamping  data kita juga harus menyimpan struktur ( baik yang mendefinisikan objek-objek dalam basis data maupun definisi detail dari tiap objek,seperti struktur file/tabel atau indeks). Untuk mengkomodasi kebutuhan kelengkapan data yang semakin berkembang maka kita tidak hanya dapat menambah record-record data, tetapi juga dapat melakukan perubahan struktur dalam basis data, baik dalam bentuk penambahan objek baru (tabel) atau dengan penambahan field-field baru pada suatu tabel.

6. Keamanan ( Security)
Memang ada sejumlah sistem (aplikasi) pengelola basis data yang tidak menerapkan aspek keamanan dalam penggunaan basis data. Tetapi untuk sistem yang besar dan serius, aspek keamanan juga dapat diterapkan dengan ketat. Dengan begitu, kita dapat menentukan siapa-siapa (pemakai) yang boleh menggunakan basis data beserta objek-objek didalamnya dan menentukan jenis-jenis operasi apa saja yang boleh dilakukannya.

7. Kebersamaan pemakaian (sharability)
Pemakai basis data seringkali tidak terbatas pada satu pemakai saja, atau disatu lokasi saja atau oleh satu sistem/aplikasi saja. Data pegawai dalam basis data pegawai, misalnya, data digunakan oleh banyak pemakai, dari sejumlah departemen dalam organisasi oleh banyak sistem (sistem penggajian, sistem akuntansi, sistem inventors, dan sebagainya). Basis data yang dikelola oleh sistem (aplikasi) yang mendukung lingkungan  multiuser, akan dapat memenuhi kebutuhan ini, tetapi tetap dengan menjaga atau menghindari terhadap munculnya persoalan baru seperti inkonsistensi data (karena data yang sama diubah oleh banyak pemakai pada saat yang bersamaan ) atau kondisi deadlock ( karena ada banyak pemakai yang saling menunggu untuk menggunakan data).

Peracangan adalah langkah pertama dalam fase pengembangan rekayasa produk atau sistem. Perancangan juga merupakan proses penerapan berbagai teknik dan prinsip yang bertujuan untuk mendefinisikan sebuah peralatan, satu proses atau satu sistem secara detail yang membolehkan dilakukan realisasi fisik. Fase ini adalah inti teknis dari proses rekayasa perangkat lunak. Menurut Wasserman,aktivitas utama dalam perancangan data adalah memilih gambaran logik dari struktur data yang dikenali selama fase spesifikasi dan pendefinisian keperluan. Pemilihan ini melibatkan analisis algoritma dari alternatif struktur dalam rangka menentukan perancang yang paling efisien. Berikut adalah petunjuk dalam melakukan input data :
1. Kurangi jumlah akasi input yang diperlukan pemakai 
2. Jaga konsistensi antara tampilan informasi dan input data
3. Bolehkan pemakai melakukan penyesuaian input
4. Interaksi harus fleksibel tetapi dapat disetel ke mode input yang disukai pemakai
5. Padamkan perintah yang tidak sesuai dengan aksi saat itu, pemakai mengendalikan aliran interaksi
6. Sediakan help untuk membantu aksi semua aksi input

7. Buang input ‘ mickey mouse’

B. Mengidentifikasi dan menguji skenario kegagalan dan resiko
Pengidentifikasian dan pengujian terhadap berbagai skenario kegagalan dan resiko dapat dilakukan dengan memantau situasi sebagai berikut.
1. Pencurian
2. Kehilangan kerahasiaan
3. Kehilangan privacy
4. Kehilangan integritas
5. Kehilangan ketersediaan
Proteksi basis data terhadap ancaman atau gangguan melalui kendali yang bersifat teknis maupun administrasi perlu dilakukan.
        Ancaman atau gangguan baik disengaja maupun tidak yang merusak sistem sehingga merugikan organisasi dapat berupa:
1. Tangible, yaitu kehilangan atau kerusakan hardware,software,data
2. Intangible, yaitu kehilangan kredibilitas, kehilangaan kepercayaan client.
Kerusakan sistem basis data dapat menyebabkan aktifitas terhenti. Lamanya waktu pemulihan basis data bergantung pada berikut ini.
1. Apakah ada hardware dan software alternatif yang dapat digunakan.
2. Kapan backup terakhir dilakukan
3. Waktu yang diperlukan untuk merestore sistem
4.  Apakah data yang hilang dapat dipulihkan
Sikap kerja
1. Mengidentifikasi implikasi yang bersifat arsitekstur terhadap backup dan recovery

2. Mengidentifikasi dan menguji berbagai skenario kegagalan dan resiko

0 komentar:

Post a Comment